-->

Arneyz_Home

Arni's Gallery

You're the one and only, so do the best :)
Person's behavior will reflect his personality, think before you act

Rabu, 25 September 2013

ANAK SUSAH KONSENTRASI ??? TEMUKAN PENYEBAB DAN CARA MENGATASINYA

Kemarin, saya dapat tugas bulanan untuk membuat sebuah buletin mini yang di dalamnya juga terdapat artikel tentang anak. Sesuai dengan yang sering saya alami, ketika sedang mendampingi anak (read: siswa, karena saya belum punya anak :D) belajar ada kalanya konsentrasi belajar dia berkurang. Karena penasaran dan ingin tahu penyebab serta cara mengatasinya, saya pun membaca beberapa artikel di media online. Nah, inilah ringkasan dari artikel yang saya baca:


Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda.
Anak sulit konsentrasi merupakan sebuah masalah umum yang banyak terjadi pada jutaan anak di seluruh dunia. Kesulitan konsentrasi artinya bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, dalam melakukan suatu pekerjaan, dia tidak bisa menyelesaikannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya. Banyak anak yang sangat sulit menemukan konsentrasi terbaik dalam belajar maupun dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
Sebelum mencari solusi, terlebih dahulu harus dilihat dan diselidiki apa penyebab anak sulit berkonsentrasi. Ada tiga hal yang menyebabkan terjadinya kesulitan berkonsentrasi, yaitu: 

1. Faktor eksternal, ada dua hal yang bisa mempengaruhi, antara lain:
-  Lingkungan
Untuk faktor lingkungan, misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
- Pola pengasuhan yang permissive yaitu pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain.
2. Faktor psikologis
Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya “suasana di sekolah yang berbeda dengan suasana di rumah. Anak kaget, karena mempunyai teman yang lebih berani, sehingga ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya, konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang. Jadi, karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah.
3.  Faktor internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri. Dapat terjadi karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak cenderung menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormon yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang sehingga bisa mengakibatkan lambannya konsentrasi.

Konsentrasi atau perhatian biasanya berada di otak daerah frontal (depan) dan parientalis (samping). Gangguan di daerah ini bisa menyebabkan kurang atensi atau perhatian. Jadi, karena sistem di otak dalam memformulasikan fungsi-fungsi aktivitas, seperti penglihatan, pendengaran, motorik, dan lainnya, di seluruh jaringan otak itu terganggu, maka anak tidak dapat berkonsentrasi karena input yang masuk ke otak terganggu. Akibatnya, stimulasinya pun tidak bagus, Gangguan ini bukan merupakan bawaan melainkan bisa didapat misalnya karena terkena infeksi otak.

Karena itulah penyebab sulitnya berkonsentrasi harus dicari terlebih dahulu apakah karena faktor eksternal atau internal. Apabila penyebabnya karena faktor lingkungan, orang tua dapat membantu anak untuk meminimalkan lingkungan sedemikian rupa agar anak bisa fokus atau memusatkan perhatiannya. Biasanya kalau sudah memasuki usia sekolah, di mana rentang konsentrasi-nya sudah lebih panjang, anak tidak terlalu bermasalah kecuali jika anak memang mempunyai kelainan. Sedangkan untuk anak yang mengalami gangguan konsentrasi yang lebih disebabkan karena faktor dari dalam dirinya seperti hiperaktif, terapi yang diberikan adalah secara medik/obat dan terapi perilaku. Umumnya kalau sudah diberi obat, hiperaktifnya berkurang. Sedangkan untuk konsentrasi lambat diterapi untuk meningkatkan konsentrasinya.

Tetapi, Anda tetap bisa menyembuhkan keadaan anak yang kurang tersebut. Anda bisa mengembangkan fokus dan konsentrasi dengan beragam latihan yang sangat berguna. Berikut adalah beberapa tips mengatasi anak susah konsentrasi:

1.  Temukan alasannya
Anda dapat mencatat setiap momen atau saat dimana anak kehilangan konsentrasinya. Mungkin dalam beberapa catatan, Anda menyaksikan anak menurunkan konsentrasinya karena diganggu oleh acara TV, game favorit, dan beragam hal lain. Amati dengan teliti, dan Anda akan mendapatkan alasan mengapa anak hilang konsentrasi. Cara ini membuat penanganan selanjutnya akan lebih mudah.
2.  Berikan suasana terbaik
Mungkin anak susah konsentrasi karena terganggu kebisingan suara TV, atau aktivitas teman-temannya. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk membuat kondisi rumah yang tenang ketika anak melakukan sesuatu. Ciptakan suasana terbaik dengan mematikan TV, dan kemudian duduk bersama anak untuk menemaninya belajar.
3. Berikan pujian
Pujilah anak Anda ketika ia berhasil berkonsentrasi dalam periode waktu yang cukup lama. Anda mungkin harus menghindari melakukan kritikan kepada anak, dan berikan dukungan kepada mereka secara terus-menerus. Ketika Anda melihat anak melayang ke dunia mereka, maka berikanlah sugesti yang lembut agar anak berada kembali di konsentrasi aktivitas nyatanya.
4. Hadiah itu penting
Selain pujian, Anda juga disarankan untuk memberikan hadiah kepada anak. Cara ini amat baik dilakukan ketika anak mengalami peningkatan secara terus-menerus mengenai konsentrasinya. Anda bisa memberikan mereka es krim, mainan, atau cokelat.
5.  Berikan waktu untuk menyalurkan hobi anak
Anak susah konsentrasi bisa jadi merupakan isyarat kalau mereka lebih menyukai kegiatan lain daripada melaksanakan kegiatan yang sedang Anda perintahkan. Oleh karena itu, berikanlah mereka pengertian bahwa ada waktu untuk melakukan hobi, dan saat ini mereka harus melaksanakan instruksi yang sedang Anda perintahkan.

Itulah beberapa tips mengatasi anak susah konsentrasi. Semoga bermanfaat. :)

Sumber:
http://tipsanak.com/1528/tips-ampuh-mengatasi-anak-susah-konsentrasi/ 
http://paudanakceria.wordpress.com/2011/02/21/kurangnya-daya-konsentrasi-anak-bagaimana-cara-mengatasinya/#comment-728 

Yang ngetik Arni Nur Alfiati pukul 09.14 2 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Minggu, 22 September 2013

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kali ini saya akan membahas sedikit tentang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak-anak luar biasa atau mengalami kelainan dalam konteks pendidikan. Anak Berkebutuhan Khusus tersebut memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya serta mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran khusus.
ABK dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok:
1.         Anak Berkelainan Fisik
a.    Tunanetra, yaitu seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan/tidak berfungsinya indera penglihatan
b.    Tunarungu, yaitu seseorang yang mengalami hambatan atau keterbatasan dalam merespon bunyi-bunyi yang ada di sekitarnya karena tidak berfungsinya organ pendengaran atau telinga seseorang.
c.    Tunadaksa, yaitu adalah seseorang yang mengalami kelainan fisik, atau cacat tubuh, yang mencakup kelainan anggota tubuh maupun yang mengalami kelainan gerak dan kelumpuhan dan sering disebut Cerebral Palsy (CP).
2.         Anak Berkelainan Mental Emosional
a.    Tunagrahita, yaitu seseorang yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus. Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah lemah pikiran, terbelakang mental, bodoh, dungu, pandir, cacat mental, gangguan intelektual, dan sebagainya.
b.  Tunalaras, yaitu seseorang yang mengalami gangguan perilaku yang ditunjukkan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun dalam lingkungan sosialnya. Pada hakikatnya, anak-anak tunalaras memiliki kemampuan intelektual yang normal, atau tidak berada di bawah rata-rata. Kelainan lebih banyak terjadi pada perilaku sosialnya.
3.         Anak Berkelainan Akademik
a.    Anak berbakat, yaitu anak yang mengalami kelainan intelektual di atas rata-rata. Berkenaan dengan kemampuan intelektual ini, Cony Semiawan (1997:24) mengemukakan bahwa diperkirakan satu persen dari populasi total penduduk Indonesia yang rentangan IQ sekitar 137 ke atas, merupakan manusia berbakat tinggi (highly gifted), sedangkan mereka yang rentangannya berkisar 120-137 yaitu yang mencakup rentangan sepuluh persen di bawah yang satu persen itu disebut moderatelly gift. Mereka semua memiliki talen akademik (academic talented) atau keberbakatan intelektual.
b.    Anak berkesulitan belajar, merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang ditandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional. Learning disability merupakan suatu istilah yang mewadahi berbagai jenis kesulitan yang dialami anak terutama yang berkaitan dengan masalah akademis.
Anak berkebutuhan khusus terutama anak yang memiliki keterbatasan di bawah anak-anak normal sebaiknya jangan dikucilkan atau direndahkan, karena pada dasarnya mereka juga memiliki sisi psikologis yang peka terhadap perasaan. Perlu ada perhatian khusus baik dari orang tua, guru, dan masyarakat terhadap mereka termasuk dalam hal pendidikan.
Ada beberapa dasar penyelenggaraan pendidikan bagi ABK, diantaranya UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1 yang menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran”. Dalam UU Nomor 4 Tahun 1997 tentang penyandang cacat disebutkan bahwa “setiap penyandang cacat mempunyai hak yang sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan”. Tentunya dalam aspek-aspek tersebut mencakup pula aspek pendidikan yang menjadi kebutuhan semua orang.
Terkait dengan peluang untuk memperoleh pendidikan, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional dalam pasal 5 ayat 1 disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pada pasal 5 ayat 2 disebutkan bahwa warga Negara yang mempunyai kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Penjelasan tentang pendidikan khusus ini disebutkan pada pasal 32 ayat 1, pendidikan merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelaianan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan. Meskipun demikian pada pasal 51 dijelaskan bahwa anak penyandang cacat fisik dan atau mental diberikan kesempatan bersama dalam aksebilitas dalam memperoleh pendidikan biasa. Pasal ini memberi peluang pada anak yang penyandang cacat fisik (anak kebutuhan khusus) untuk memilih mengikuti pendidikan khusus sebagaimana disebutkan pada pasal 5 ayat 2 atau mengikuti pendidikan sebagaiman anak-anak yang biasa (tidak cacat).
Layanan pendidikan bagi ABK pada umumnya diselenggarakan di Sekolah Luar Biasa. Dalam memberikan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus, guru harus memberikan perhatian yang lebih intensif dibandingkan dengan anak normal hal lni dikarenakan anak berkebutuhan khusus perasaannya lebih sensitif dan dalam berkomunikasi perlu mendapatkan perlakuan khusus. Selain itu yang paling utama bahwa anak kebutuhan khusus mengalami keterbatasan yang membutuhkan bantuan dari orang lain untuk dapat mengembangkan kemampuannya.
Pelayanan pendidikan bagi ABK berbeda antara satu siswa dengan yang lain karena seperti yang kita ketahui kemampuan anak-anak ABK memang berbeda-beda seperti anak-anak normal apalagi ditambah dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus yang sangat terbatas. Tetapi dengan semua kekurangan yang dimiliki, anak-anak ini masih mempunyai banyak kelebihan walaupun tidak di bidang akademik, kelebihan yang dimiliki biasanya itu di bidang olahraga dan seni. Mereka seperti sudah diberi kelebihan atau bakat dari Tuhan. Untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki, inilah tugas dari seorang guru untuk mendidik dan mengeksplorasi serta mengarahkan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anak. :)

 
Dari berbagai sumber

Yang ngetik Arni Nur Alfiati pukul 04.52 1 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Sabtu, 21 September 2013

GIVE THANKS TO ALLAH

Malam ini, entah kenapa aku ingin bercerita lewat tulisan ini...
Ya, bercerita apa saja.
Walaupun ketika jari-jariku mulai menekan tuts-tuts keyboard, aku masih berpikir “cerita apa yang akan ku tulis malam ini?”.
Oh yaa, ku ceritakan saja tentang kesan-kesanku hari ini .
Satu kata untuk hari ini adalah “amazing”.
Kenapa?
Karena hari ini aku masih bernafas.
Karena hari ini aku masih bisa memandang birunya langit.
Karena hari ini aku masih bisa mencium tangan Ibu dan Bapakku.
Karena hari ini aku masih bisa mendengar adik-adik kecilku memanggil namaku.
Karena hari ini aku masih bisa menikmati masakan Ibuku.
Karena hari ini aku masih bisa menyetir motorku, walaupun tadi sempat gaya freestyle bebas. :D
Karena hari ini aku masih bisa mengantar adikku berangkat sekolah.
Karena hari ini aku masih bisa bertemu dan bercengkerama dengan orang-orang yang aku sayangi.
Karena hari ini aku masih bisa berbagi kebahagiaan dengan keluarga dan orang lain.
Itulah keajaiban-keajaiban yang Allah berikan setiap hari.
Apa?
Baru ingat kalau keajaiban Allah itu selalu hadir dalam kehidupan kita setiap hari dari kita mulai melihat dunia sampai sekarang?
Maka, hanya satu kata pula yang akan mengakhiri ceritaku ini,”bersyukurlah”. :)
Yang ngetik Arni Nur Alfiati pukul 11.10 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)
[close]

One Last Cry [Brian McKnight]

Brian Mcknight - One Last Cry by user9181928

Arsip Blog

  • ►  2012 (6)
    • ►  Maret (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Oktober (1)
  • ▼  2013 (3)
    • ▼  September (3)
      • GIVE THANKS TO ALLAH
      • ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
      • ANAK SUSAH KONSENTRASI ??? TEMUKAN PENYEBAB DAN CA...
  • ►  2014 (2)
    • ►  Oktober (2)
  • ►  2015 (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Oktober (1)

Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Arni Nur Alfiati
Bismillahirrahmanirrahiim . . . ketika mulai menulis disini, dalam hati saya berkata semoga ini bisa bermanfaat untuk saya dan orang lain . . .
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Tema Perjalanan. Gambar tema oleh blue_baron. Diberdayakan oleh Blogger.