Hakikat Aksara Jawa
Aksara Jawa terdiri dari 20 aksara pokok yang merupakan warisan
budaya nenek moyang yang digunakan sebagai salah satu alat komunikasi dalam
bentuk tulisan yang digunakan oleh orang-orang Jawa pada zaman dahulu. Aksara
Jawa dapat ditemukan dalam bentuk ukiran tulisan di batu-batuan sebagai bukti
yang menceritakan telah terjadi suatu peristiwa di masa lalu sehingga perlu
dilestarikan dan dipertahankan eksistensinya. Aksara Jawa ini tidak hanya
berupa huruf-huruf biasa tetapi mempunyai arti tersendiri yang patut untuk
diketahui maknanya.
Ki Hadjar Dewantara tidak hanya mencetuskan konsep petuah kepemimpinan yang sangat terkenal, Beliau juga berhasil memberi penafsiran mengenai ajaran budi pekerti serta filosofi kehidupan yang sangat tinggi dan luhur yang terkandung dalan Aksara Jawa sebagai berikut:
1.
Ha Na Ca Ra Ka
Ha: Hurip =
hidup
Na: Legeno = telanjang
Na: Legeno = telanjang
Ca: Cipta =
pemikiran, ide ataupun kreatifitas
Ra: Rasa = perasaan, kalbu, suara hati atau hati nurani
Ka: Karya = bekerja atau pekerjaan
Ra: Rasa = perasaan, kalbu, suara hati atau hati nurani
Ka: Karya = bekerja atau pekerjaan
Arti utuhnya adalah ”Dalam mewujudkan dan
mengembangkan cipta, rasa dan karya kita harus tetap menjunjung tinggi
kejujuran. Marilah kita jujur dalam bercipta, berasa dan berkarya”.
2.
Da Ta Sa Wa La
Da: Dodo =
dada
Ta: Toto = atur
Sa: Saka = tiang penyangga
Wa: Weruh = melihat
La: lakuning Urip = (makna) kehidupan
Ta: Toto = atur
Sa: Saka = tiang penyangga
Wa: Weruh = melihat
La: lakuning Urip = (makna) kehidupan
Arti utuhnya adalah “Dengarkanlah suara hati
(nurani) yang ada di dalam dada, agar kamu bisa berdiri tegak seperti halnya
tiang penyangga dan kamu juga akan mengerti makna kehidupan yang sebenarnya”.
3.
Pa Dha Ja Ya Nya
Pa Dha Ja Ya Nya = sama kuatnya (tidak diartikan per huruf)
Artinya, “Semua manusia mempunyai dua
potensi yang sama (kuat), yaitu potensi untuk melakukan kebaikan dan potensi
untuk melakukan keburukan”.
4.
Ma Ga Ba Tha Nga
Ma: Sukma = sukma,
ruh, nyawa
Ga: Raga = badan,
jasmani
Ba-Tha: Bathang = mayat
Nga: Lungo = pergi
Arti utuhnya adalah “Pada akhirnya manusia
akan menjadi mayat ketika sukma atau ruh kita meninggalkan raga/jasmani kita”
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru jarang
sekali mengungkapkan kepada siswa tentang arti dari Aksara Jawa tersebut
sehingga siswa hanya mengetahui secara sempit saja tentang Aksara Jawa.
Padahal, hal ini sangat penting untuk menambah pengetahuan dan memberikan makna
pelajaran tersendiri bagi siswa. Siswa akan merasa lebih berminat untuk
mempelajarinya dan akan berdampak pula pada rasa cinta
terhadap hasil kebudayaan nenek moyang. Dengan
demikian, dalam pembelajaran Aksara Jawa siswa tidak hanya menghafal saja
melainkan dapat memahami maknanya pula.
(Dari berbagai sumber ^_^)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar