Saya seorang guru yang tadinya mengajar di sebuah SD yang cukup dekat dari rumah. Bisa dibilang, tempat saya mengajar terletak di suatu desa yang cukup ramai dan dekat dengan pusat kota. Selama setahun disana, saya merasa nyaman. Rekan-rekan guru dan Kepala Sekolah saling bersinergi, menghormati, dan menghargai satu sama lain. Ya, layaknya keluarga yang harmonis. Hehehee..
Bagaimana dengan siswanya?
Siswa-siswa disana hampir sama seperti siswa di SD lain. Ketika sang guru mampu menjadi pemimpin kelas dengan baik, maka akan tercipta kondisi kelas yang kondusif. Saya banyak belajar dari para rekan guru senior, bahkan tidak jarang pula berdiskusi dengan beliau-beliau yang tentunya lebih berpengalaman.
Pada suatu hari, tibalah saatnya saya harus berpisah dan ditempatkan di SD lain nan jauh di ujung sana *ekspresi sedikit lebay sambil menunjuk gunung yang terlihat biru * tetapi masih dalam satu kabupaten. Ahh, sedih sekali rasanya. Tapi kewajiban itu harus dilaksanakan.
Memang benar ungkapan yang berbunyi "Lain ladang, lain ilalang". Setiap sekolah mempunyai ciri khas tersendiri yang tentunya berbeda dengan sekolah lain. Mmm, sebenarnya yang namanya sekolah ya sama semua sih. Sekolah adalah sebuah tempat untuk siswa belajar dan di sana terdapat guru yang mendampingi, membimbing, dan mendidik mereka. Yang berbeda dari setiap sekolah adalah bagaimana kepribadian para warga sekolahnya.
Saya ditempatkan di sebuah sekolah yang jauuuuuuuuuuuhhhh sekali dari keramaian kota. Terletak di sebuah dusun kecil yang berbatasan dengan kabupaten lain, berada di bawah kaki gunung, berhawa dingin, dan untuk menjangkaunya dibutuhkan perjuangan panjang melewati jalanan berbatu nan menanjak. Tikungan yang curam, tebing-tebing yang tinggi dan beberapa ada yang longsor. Bahkan, antara dusun tersebut dengan balai desa saja berjarak sekitar 7 km dan harus melewati jalan kabupaten lain. Itu baru jarak dusun dengan balai desa, jarak antara dusun dengan kecamatan tentunya lebih dari itu. Yang paling wah, di sini tidak ada sinyal hp. Saya harus turun beberapa rumah untuk mendapatkan sinyal.
Ketika pertama kali sampai di sini, saya teringat keinginan saat masih menjadi mahasiswa. "Kalau sudah lulus nanti, aku ingin mengajar di daerah terpencil luar Jawa. Ya, daerah 3T, daerah terluar, terdepan, dan tertinggal". Ternyata, olalaaa .. Di kabupaten sendiri pun masih ada daerah seperti ini. Bukan
sesuatu yang mengherankan, jika ada guru yang bercerita bahwa dulu ada
guru baru yang ditempatkan disini dan beliau langsung menangis di
kantor. Yang lebih wah lagi, ternyata saya adalah guru wanita pertama yang ditempatkan disini. Sebelumnya, selalu saja guru pria yang ditempatkan disini.
Di sekolah yang baru ini saya bertemu dengan orang-orang baru yang tidak saya kenal sebelumnya. Oleh karena itu, saya harus kenalan dulu, hehehee.
Sampai hari ini, saya sudah bertugas di sekolah ini kurang lebih selama 7 bulan. Masih buanyaaak sekali yang harus saya pelajari, walaupun saya mulai banyak mengerti bagaimana keadaan di sini. Pastinya, antara warga sekolah yang satu dengan yang lain itu mempunyai sifat, karakteristik, dan perilaku yang berbeda-beda. Lalu, bagaimana cara menyikapinya?
Yang jelas, yang harus kita ingat adalah: anak kembar yang identik saja jalan pikirannya tidak mungkin akan selalu sama (mungkin terkadang sama, tapi tak jarang pula berbeda). Apalagi ketika kita berhadapan dengan beberapa orang, yang harus kita temui hampir setiap hari. Bukan hal yang mustahil jika suatu saat kita akan berbeda pendapat atau berbeda pemikiran dengan mereka. Apalagi jika terkadang membandingkan antara kondisi sebelumnya dan kondisi sekarang. (Membandingkan saja, tidak menyesali loh yaa )
Begitu pula dengan saya. Karena saya belum banyak pengalaman dan masih sedikit jam terbangnya *pinjam istilah pilot*, pantaslah kiranya saya harus lebih banyak belajar memahami karakteristik orang lain. Bahkan, terkadang terlintas pikiran "Kok bisa begini ya?" atau "Beda banget dengan yang dulu". Dan ternyata, inilah tugas saya. Bagaimanapun caranya, saya harus bisa menciptakan kenyamanan di manapun saya berada. Ketika saya menemui banyak hal yang tidak sesuai dengan pemikiran saya, inilah tantangan yang harus dihadapi.
Kalau diminta jujur, saya sendiri belum menemukan cara bagaimana menciptakan suanana nyaman di sini. Masih harus mencoba berbagai cara. Dan saya harus mengakui, proses adaptasi dengan lingkungan baru itu tidak selalu sama berapa lama waktunya. Oke, ini artinya saya harus semangat dan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Saya yakin, semua akan indah pada saatnya dan sekarang tinggal bagaimana cara saya menikmati apa yang ada di depan mata.
^_^